Pokmaswas Fajar Bengawan

Forum Pokmaswas Tanam Cemara Udang di Pantai Jolosutro

Pokmaswas se-Kabupaten Blitar yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pokmaswas Kabupaten Blitar dan Komunitas Mancing Komantara berdatangan ke Jolosutro untuk mengikuti kegiatan gotong royong penanaman cemara udang hari ini, Senin, 26 Desember 2016.

Para anggota Pokmaswas se-Kabupaten Blitar bergotong royong melakukan penanaman cemara udang di Pantai Jolosutro.
Para anggota Pokmaswas se-Kabupaten Blitar bergotong royong melakukan penanaman cemara udang di Pantai Jolosutro.

Rehabilitasi cemara laut atau cemara udang (Casuarina equisetifolia) pada lahan pantai pasir Jolosutro ini adalah sebagai penahan abrasi, selain fungsi penghijauan dan memperindah pantai yang berada di Desa Ringinrejo, 45 kilometer dari Kota Blitar ini. Penanaman bibit cemara laut merupakan salah satu teknik konservasi tanah secara vegetatif dan bersifat permanen.

Kegiatan penanaman tersebut merupakan inisiatif dari .................
atau
Kegiatan penanaman tersebut merupakan bagian Pemerintah ...................







Penyelamatan Telur Penyu Blimbing di Pantai Jolosutro

Tadi malam Sabtu, 24 Disember 2016, Pokmaswas Fajar Bengawan bisa menyaksikan Penyu Blimbing (Dermochelys Coriacea) dengan ukuran raksasa yang menepi di sebelah barat pantai Jolosutro untuk bertelur. Penyu raksasa ini ditemukan teman-teman yang sedang memancing di sana sekitar jam 11 malam. Kebetulan juga tadi malam teman-teman dari Pokmaswas se-Kabupaten Blitar yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pokmaswas Kabupaten Blitar dan Komunitas mancing Komantara sudah mulai berdatangan ke Jolosutro untuk mengikuti penanaman cemara udang hari ini. Pokmaswas Fajar Bengawan yang sudah sampai juga telah sampai di Jolosutro.
Pak Sonhadi berpose di dekat Penyu Blimbing yang mendarat di Pantai Jolosutro.
Pak Sonhadi berpose di dekat Penyu Blimbing yang mendarat di Pantai Jolosutro.
Memang penyu blimbing termasuk jenis penyu raksasa yang beratnya bisa sampai 700 kg dengan panjang 305 cm. Penyu ini satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup. Penyu ini merupakan penyu terbesar di dunia, dan merupakan reptil keempat terbesar di dunia setelah tiga jenis buaya. Walaupun bergerak lambat di daratan kering, Penyu Blimbing merupakan reptil tercepat di dunia ketika berenang, hingga mencapai kecepatan 33km/jam. Penyu jenis ini sekarang sangat langka. Di Indonesia, penyu ini merupakan hewan yang dilindungi sejak tahun 1987, berdasarkan keputusan Mentri Pertanian No.327/Kpts/Um/5/1987. 

Dimensi penyu blimbing dibandingkan manusia dewasa. Pose Mbah Ali Komo.
Mendaratnya Penyu Blimbing ini sempat menggegerkan kawasan Jolosutro, terutama karena ukurannya yang besar, mungkin lebih dari 300 kg. Teman- teman Pokmaswas dan Komantara menunggui untuk mengamankan reptil raksasa ini bertelur. Setelah bertelur, penyu raksasa tersebut kami bantu kembali kelaut lepas. Kami pun sempat sambil melambai lambaikan tangan untuknya.


Setelah melakukan musyawarah dan mempertimbangkan keamanan, maka kami sepakati untuk menggali telur penyu dan menetaskannya di tempat Mbah Jarwo Serang Blitar yang sudah pengalaman konservasi penyu. Setelah digali lubangnya, telur penyu didapati berjumlah 118 butir. Semoga telur- telur penyu dapat menetas semua.dan nantinya setelah jadi  tokek akan dilepas kembali kehabitatnya ....

Semoga sukses ...
Salam konservasi!


Telur penyu Blimbing digali dan diselamatkan.
Telur penyu Blimbing digali dan diselamatkan.

Ditemukan sekitar 140 butir telur dari Penyu Blimbing yang baru saja bertelur.
Ditemukan sekitar 140 butir telur dari Penyu Blimbing yang baru saja bertelur.
Telur Penyu Blimbing siap dikirim ke Mbah Jarwo di Serang, Blitar, yang berpengalaman dalam konservasi penyu.
Telur Penyu Blimbing siap dikirim ke Mbah Jarwo di Serang, Blitar, yang berpengalaman dalam konservasi penyu.

Fajar Bengawan Ikuti Pelatihan Water Rescue di Pantai Tambakrejo

Pelatihan Water Rescue oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Tambakrejo,  Kamis 24 November 2016.













Fajar Pengawan Wujudkan Brantas Bebas Dari Illegal Fishing

Berbagai aktivitas yang berhubungan dengan Perairan Umum Daratan (PUD) serta cara-cara pemanfaatannya yang tidak ramah lingkungan yang menyebabkan degradasi daya dukung PUD yang mengakibatkan punahnya beberapa spesies ikan endemik, dan beberapa ikan saat ini masuk kategori langka dan terancam punah. Kondisi inilah yang melatarbelakangi Pokmaswas Fajar Bengawan, Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, untuk ikut berperan dalam menjaga kelestarian sumberdaya perikanan PUD di wilayahnya.

Bapak Kepala Desa Tawangrejo susur sungai bersama Pokmaswas Fajar Bengawan
Bapak Kepala Desa Tawangrejo susur sungai bersama Pokmaswas Fajar Bengawan
Tekad tersebut dinyatakan dalam Visi dari Pokmaswas Fajar Bengawan:

Visi Pokmaswas Fajar Bengawan

Menjadikan ekosistem Perairan Umum Daratan (PUD) Desa Tawangrejo, khususnya yang ada di aliran sungai Brantas dan anak sungainya, dapat lestari dan bermanfaat guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan warga Desa Tawangrejo dan sekitarnya.

Visi tersebut dicapai melalui lima misinya.

Misi Pokmaswas Fajar Bengawan

  1. Menjaga dan mengamankan aliran sungai Brantas dan anak sungainya dari hal-hal yang bersifat merusak. 
  2. Melestarikan dan mengembangbiakkan habitat yang ada di aliran sungai Brantas dan anak sungainya.
  3. Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada warga masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan sungai dan sekitarnya.
  4. Mewujudkan Wisata Edukasi Sungai yang berbasis konservasi masyarakat di aliran sungai Brantas dan anak sungainya guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan warga Desa Tawangrejo dan sekitarnya.
  5. Menumbuhkembangkan rasa kebersamaan warga Desa Tawangrejo dan sekitarnya dan menanamkan rasa saling ikut memiliki lingkungan sungai dan sekitarnya.

Kegiatan Pokmaswas Fajar Bengawan

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pokmaswas Fajar Bengawan, antara lain:
  1. Pemasangan sepuluh Papan Larangan di sepuluh titik lokasi strategis.
  2. Membuat Pos Pengawasan di tepian Sungai Brantas.
  3. Patroli perairan secara rutin dengan aparat keamanan dan juga perangkat desa.
  4. Membuat jadwal piket dan penjaga harian.
  5. Membuat kesepakatan Jam Penangkapan Ikan guna menghindari konflik masyarakat pemanfaat Sungai Brantas.
  6. Membuat rumpon untuk tempat mengumpulnya ikan sungai

Prestasi Pokmaswas Fajar Bengawan

 Berikut ini beberapa prestasi yang telah diraih Pokmaswas Fajar Bengawan:
  1. Seluruh wilayah PUD di Desa Tawangrejo Kecamatan Binangun Kabupaten Blitar bebas dari para penyetrum dan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
  2. Juara ke 1 Evaluasi Pokmaswas Tingkat Kabupaten Blitar tahun 2016 Bidang Sumber Daya Perairan.
  3. Juara ke 2 Evaluasi Pokmaswas Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2016 Bidang Sumber Daya Perairan.
  4. Mendapat dukungan penganggaran dari pemerintah desa, untuk mewujudkan Wisata Edukasi Sungai yang Berbasis Konservasi Masyarakat.
  5. Masyarakat di desa desa lain dan kecamatan lain ingin bergabung ataupun membentuk Pokmaswas dengan mensinergikan dengan kegiatan Pokmaswas Fajar Bengawan.

Rencana Kegiatan Pokmaswas Fajar Bengawan:
  1. Menetapkan Daerah Pencadangan Konservasi PUD di wilayah Sungai Brantas.
  2. Membuat Wisata Edukasi Konservasi Sungai yang telah di dukung Pemerintah Desa Tawangrejo.
  3. Mengintensifkan kegiatan patroli perairan, dan sosialisasi perundang undangan bidang perikanan.
Sumber: DKP Provinsi Jawa Timur

Pokmaswas Fajar Bengawan Terima Alat Komunikasi dari Ditjen PSDKP

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) memberikan Bantuan Langsung Mayarakat (BLM) berupa alat komunikasi kepada 150 Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) pada tahun 2016. Bantuan alat komunikasi terdiri dari satu unit telepon genggam (handphone) beserta kartu perdana. Ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal PSDKP Waluyo Sejati Abutohir di Jakarta (1/11). Salah satu pokmaswas penerima BLM tersebut adalah Pokmaswas Fajar Bengawan.

Bantuan diberikan dalam rangka meningkatkan peran serta Pokmaswas dalam mendukung keberhasilan pengawasan. Melalui pemberian alat komunikasi tersebut diharapkan Pokmaswas akan lebih aktif melaporkan kepada aparat yang berwenang apabila terdapat kegiatan yang diduga ilegal di wilayahnya, lanjut Waluyo.

Bantuan diberikan kepada Pokmaswas di sejumlah provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Timur 15 Pokmaswas, Provinsi Jawa Barat 15 Pokmaswas, Nusa Tenggara Timur 15 Pokmaswas, Sumatera Selatan 12 Pokmaswas, Sulawesi Utara 13 Pokmaswas, Kepulauan Riau 15 Pokmaswas, Nusa Tenggara Barat 15 Pokmaswas, Jawa Timur 15 Pokmaswas, Sumatera Barat 15 Pokmaswas, Bali 15 Pokmaswas, dan Sulawesi Selatan 15 Pokmaswas.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep. 58/Men/2001 tentang Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat (Siswasmas), Pokmaswas merupakan pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan, petani ikan serta masyarakat maritim lainnya. Kelompok ini dibentuk atas inisiatif masyarakat yang difasilitasi oleh unsur pemerintah daerah, dan dikoordinir oleh seorang anggota masyarakat dalam Pokmaswas, yang berfungsi sekaligus sebagai mediator antara masyarakat dengan pemerintah/petugas. (SBO)


Sumber berita:


*) Data lengkap dapat diunduh di alamat http://djpsdkp.kkp.go.id/arsip/c/407/Data-Penerima-Bantuan-Langsung-Masyarakat-BLM-Direktorat-Jenderal-PSDKP-Tahun-2016/?category_id=14

Pokmaswas Fajar Bengawan Raih Juara 2 se-Jawa Timur!

Akhirnya Pokmaswas Fajar Bengawan memetik segala jerih payah yang dilakukan oleh seluruh anggota. Penilaian Lomba Evaluasi Pokmaswas Provinsi Jawa Timur 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2016 telah memutuskan Pokmaswas Fajar Bengawan memperoleh juara 2 se-Jawa Timur. Kabar gembira satu lagi adalah bahwa saudara kita Pokmaswas Bina Samudra juga meraih Juara Harapan 1.  

👍👍👍    

👏👏👏

Pokmaswas Fajar Bengawan didampingi DKP Kabupaten Blitar bersama tim penilai dari DKP Provinsi Jawa Timur.
Pokmaswas Fajar Bengawan didampingi DKP Kabupaten Blitar bersama tim penilai dari DKP Provinsi Jawa Timur.
DKP Kabupaten Blitar berharap hasil dari lomba ini memacu semangat Pokmaswas Kelautan dan Perikanan yang ada di Kabupaten Blitar untuk terus maju dan berkembang. 

Sumber: DKP Kabupaten Blitar

GOTONG ROYONG PEMBUNGKARAN PAGAR SDN TAWANGREJO

          Pokmaswas Fajar Bengawan bukan hanya mengawasi dan mengamankan sungai dari penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.Tapi kita juga bergerak dibidang sosial dimasyarakat sekitarnya.
          Seperti saat ini,Di Desa Tawangrejo terdapat Satu Sekolah Dasar Negri.itu pun terdapat disebelah selatan Dusun Tawangrejo yang mungkin bisa disebut terlalu minggir.dan dikelilingi kebun kebun tebu milik warga dan milik perangkat desa( bengkok).Keadaan sekolah an yang sepi, dipinggiran desa dan pagar belakang hanya dari bambu dan tanaman pagar,sering sekali Sekolah ini digunakan untuk tindakan tidak terpuji para remaja yang tidak bertanggung jawab( pacaran,mabuk-mabuk an).kemaren tgl 18 juli 2016 kepala Desa, kepala Sekolah dan Kita Dari Pokmaswas Fajar Bengawan melakukan kordinasi tentang masalah tersebut.dan hasilnya kita sepakat untuk membantu pembungkaran pagar,pembuatan pagar serta 
Menurunkan genting satu lokal yang rusak.
          Hari ini Minggu 24 juli 2016 kita mulai membungkar pagar belakang.




           

Imam Suja'i (Kepala Desa) lagi foto bersama dengan pengurus Pokmaswas Fajar Bengawan disela-sela istirahat

GOTONG ROYONG PEMBUATAN GUBUK WARGA

Ini hanya panggilan jiwa....
Panggilan hati....
Pokmaswas Fajar Bengawan dan masyarakat sekitar melakukan kegiatan berupa pembuatan gubuk untuk warga kami yang sedang terkapar sakit....
Sakit jiwa.... dan raga...
Yang selama ini tak punya rumah...

Ya...Ibu Umayah...
Janda satu anak.
Sedang sakit parah.
Terkapar ditanah.
Tanpa atap,tanpa alas,tanpa selimut
 Semoga saja mau menempati
Walau hanya ala kadarnya
Buat berlindung dari hujan dan panas
                                  
Pembuatan kerangka gubuk




Kerangka gubuk dari bambu




Alhamdullilah...selesai juga

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dipinggir jalan tepat didepan rumah Ibu Sumini mertua mas Hanafi bendahara Pokmaswas Fajar Bengawan tanggal 8 juli 2016 jam 12.45 Wib

PATROLI PERDANA

          Patroli Perdana kali ini dilaksanakan pada Hari Kamis tanggal 09 juni 2016
bersama DKP Kabupaten Blitar,Dinas Sosial Kabupaten Blitar, POSKAMLADU Kabupaten Blitar, POLSEK Kecamatan Binangun,KORAMIL Kecamatan Binangun, serta Bapak Kepala Desa Tawangrejo, dan POKMASWAS Fajar Bengawan
Pengarahan dari Bu Palupi DKP Sebelum Patroli

          Patroli kali ini dilakukan 3 tahap.Masing-masing tahap secara bergantian. Perahu Dolpin yang merupakan pinjaman dari Dinas Sosial,memuat 10 orang.Dari Departemen Sosial dipersilahkan patroli pertama bersama POSKAMLADU,diisusul dari Dinas Kelautan dan Perikanan bersama POLSEK Binangun,kemudian Bapak Kepala Desa Tawangrejo bersama KORAMIL Kecamatan Binangun.
Setiap Patroli disertakan 2 anggota POKMASWAS sebagai penunjuk jalan

DKP Jatim Lakukan Penilaian ke Pokmaswas Fajar Bengawan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur kembali melangsungkan evaluasi penilaian terhadap kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) yang merupakan agenda tahunan. Pokmaswas dengan evaluasi kinerja terbaik akan diikutsertakan ke tingkat nasional.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim, Dr Ir Heru Tjahyono MM melalui Kepala Bidang Pengawasan Perikanan Tangkap,  Ir Rozak mengatakan,  Pokmaswas tidak lagi seperti dulu yang kinerjanya hanya melangsungkan pengawasan. Namun, sekarang ini mereka juga harus mengelola kawasan yang diawasinya.

“Mereka (pokmaswas,red) tidak dibayar dalam melangsungkan tugasnya selaku pengawas. Namun, mereka mempunyai kesadaran cukup tinggi. Selain itu, mereka tidak hanya mengawasi, namun harus mengelola kawasan itu dengan tetap mengedepankan kelestarian dan menjaga serta meningkatkan sumberdaya perikanan,” katanya, Selasa (21/6).

Foto Bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten dan Provinsi

Jika kawasan sumberdaya perikanan dikelola dengan baik, maka bisa menjadikan kesejahteraan tersendiri bagi pokmaswas. Salah satunya mereka bisa juga menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan wisata bahari atau wisata edukasi lingkungan. Lebih lanjut, dikatakannya, ada sepuluh pokmaswas yang dilakukan evaluasi penilaian yaitu pokmaswas Sapok Angin Sampang, pokmaswas Hijau Daun di Gresik, pokmaswas Ketingan Jaya Sidoarjo, pokmaswas Bina Samudra dan pokmaswas Fajar Bengawan Blitar, pokmaswas Mina Bubu dan Pilang Lestari Probolinggo, pokmaswas Cemar Laut di Jember, pokmaswas Mentari Nganjuk, dan Sekawi Mulyo Pacitan.

“Tahun ini evaluasi kinerja pokmaswas terbagi menjadi dua bidang, yaitu bidang sumberdaya perikanan ada lima pokmaswas dan bidang pelestarian sumberdaya perairan ada lima pokmaswas,” paparnya.

Dijelaskan kembali, maksud dan tujuan penilaian evaluasi kinerja pokmaswas adalah mengukur kinerja pokmaswas dalam melaksanakan perannya dalam pengawasan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan.

“Tidak hanya itu,  evaluasi kinerja ini juga untuk membimbing dan membina pokmaswas untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan pengawasan sumberdaya perikanan dan kelautan. Terakhir juga memotivasi anggota pokmaswas dan aparat pembina untuk lebih berprestasi dalam pelaksanaan pengawasan, pengelolaan, dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan,’ paparnya.

Sekedar diketahui, pokmaswas merupakan pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, lembaga swadaya masyarakat, nelayan, petani ikan serta masyarakat maritim lainnya.

Sumber berita:


 

DKP Jawa Timur Lakukan Penilaian untuk Pokmaswas Fajar Bengawan

Pada pagi hari ini Rabu 15 Juni 2016, kami mendapat informasi bahwa acara penilaian kegiatan Pokmaswas oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dalam rangka Evaluasi Tahunan dimasukan dari jadwal yang ditetapkan sebelumnya, yaitu besok hari tanggal 16 Juni 2016.

Karena pengajuan acara yang mendadak ini, kami pun sempat dibuat kalang kabut karena sebagian besar anggota dan pengurus kami sudah menjalani aktifitas keseharian. ada yang sebagai petani, buruh kasar, dll. Mas Son Hadi sebagai ketua Pokmaswas Fajar Bengawan dan yang dihubungi pertama kali berusaha mengumpulkan pengurus dan anggota sebisa mungkin, dan mempersiapkan semampunya.

Pukul 10.00 WIB, tim dari Dinas Kabupaten Blitar dan Provinsi Jawa Timur sampai di Sekretariat Pokmaswas Fajar Bengawan disambut oleh Mas Son Hadi, Mas Kozen, Mas Hanafi, Mas Puji, Mas Muhyidin, dan Bapak Kepala Desa Tawangrejo Bapak Imam Suja'i. Dari DKP Propinsi, hadir Bapak Andri Purwanto, dari DKP Kabupaten Blitar hadir Ibu Restu Palupi, Bapak Dedi, Bapak Tulus Dwi, Bapak Irawan, Bapak Taufik, Mbak Tia, dan Mas Feri.

Di sekretariat, acara dimulai dari pemeriksaan terhadap perlengkapan kesekretariatan dan administrasi Pokmaswas Fajar Bengawan. Setelah pemeriksaan dianggap cukup, Bapak Andri memberikan arahan-arahan kepada kami dan berdiskusi dengan Bapak Kepala Desa. Bapak Kepala Desa pun menyampaikan ucapan terimakasih Kepada pihak DKP, baik kabupaten ataupun provinsi yang telah ikut membantu, membimbing, dan memberi kesempatan kepada Pokmaswas Fajar Bengawan untuk ikut lomba Evaluasi. Bapak Kepala Desa dan Pemerintah Desa juga menyampaikan bahwa beliau sangat mendukungan program-program yang telah diadakan Pokmaswas, mulai pengecoran jalan menuju Pos Pengawasan, dll.

Bapak Andri menyampaikan Arahan-arahan kepada Pokmaswas Fajar Bengawan
Bapak Andri menyampaikan Arahan-arahan kepada Pokmaswas Fajar Bengawan



Kepala Desa Tawangrejo, Bapak Imam Suja' i, menyampaikan dukungan penuh pada Pokmaswas Fajar Bengawan.
Kepala Desa Tawangrejo, Bapak Imam Suja' i, menyampaikan dukungan penuh pada Pokmaswas Fajar Bengawan.
Acara penilaian dilanjutkan di pos pengawas Pokmaswas Fajar Bengawan. Mas Son Hadi, Mas Puji, Mas Hanafi, Mas Muhyidin, dan Mas Kozen secara bergantian menjawab keseluruhan pertanyaan yang diajukan oleh Pak Andri terkait masalah pengawasan sungai, pemeliharaan, berikut rencana-rencana ke depannya. Semoga Pokmaswas Fajar Bengawan sukses dalam lomba ini. Amin.

Foto Bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten dan Provinsi
Foto Bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten dan Provinsi

Foto Bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten dan Provinsi
Foto Bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten dan Provinsi

Harga Ikan Tawar Sungai Brantas di Desa Tawangrejo

Selain lezat dan gurih, kandungan gizi ikan air tawar sangat tinggi, terutama zat besi dan protein. Lemaknya mudah dicerna dan diserap oleh tubuh kita. Kandungan lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan kolesterol darah. Bagi orang desa kami, ikan adalah sumber gizi untuk kecerdasan.

Selain untuk kesehatan, ikan juga diperjualbelikan warga desa kami sebagai tambahan belanja kebutuhan sehari-hari. Harga jual ikan air tawar di sini cukup lumayan per kilonya, apalagi jika ikan besar yang rasanya gurih dan jarang tulangnya. Yang termasuk jenis itu adalah Bekel, jendil, rengkik, berot.

Ikan jendhil (foto: www.fishing-thailand.org)

Harga per Kilogram Ikan Tawar Sungai Brantas di Desa Tawangrejo

Wader: 13.000 
Badher, tawes, palung: 15.000  
Nila: 20.000
Bekel, jendhil, rengkik: 25.000
Berot: 35.000

Dianggap sebagai obat, ikan bethuthu atau bloso/glusu bisa mencapai 75.000. Tapi ikan ini jarang ada.

Menara Pengawas di Babagan Mbah Suro, Cikal Bakal Fajar Bengawan

Sekitar tahun 2011, muncul kesadaran warga dusun Tawangrejo pecinta sungai untuk mengadakan pengawasan di sungai Brantas. Kesadaran tersebut diwujudkan dengan membangun menara pos pengawas di wilayah babagan Mbah Suro, Sembon. 

Waktu itu warga belumlah mengenal Pokmaswas maupun undang-undang, sehingga aktivitas pelarangan dilakukan murni inisiatif warga, dengan pelarangan illegal fishing di wilayah sekitar menara itu saja. Di Babagan Mbah Suro dulu juga dipasangi papan peringatan DILARANG SETROM, NGUBAT, NGEDREL, sama seperti yang di pasang di sepuluh titik baru-baru ini.

Jalan menuju Babagan Mbah Suro juga dicor. Pengecoran itu didanai oleh Mbah Ali Komo. Bahan pasir langsung diambil dari sungai, sedangkan pengerjaannya dilakukan oleh teman-teman pecinta sungai.

Jalan akses ke Babagan Mbah Suro
Jalan akses ke Babagan Mbah Suro, tempat menara pengawas dibangun
Wow, warga membangun menara menjulang di tengah sungai!
Wow, warga membangun menara menjulang di tengah sungai! 
ngayap di tengah sungai Brantas
Bagian bangunan menara bambu yang dibangun, tempat warga bisa ngayap maupun mancing.
Bangunan menara pos yang dibangun warga cukup membuat orang yang melihatnya berdecak kagum. Dengan bahan bambu pilihan, bangunan menara tersebut berdiri gagah menjulang tinggi.di tengah sungai, seakan Poseidon yang menjaga lautan. 

Menara pos pengawas sungai yang dibangun warga.

Rumpon Ikan

Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di sungai. Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul di sekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap. Pecinta sungai Desa Tawangrejo telah memanfaatkan alat bantu ini 

Rumpon ikan sungai
Di rumpon yang kami buat ini ikan biasa tidur, lalu kami tangkap.

Kenangan Kisah Pengejaran Oknum Illegal Fishing

Sebelum Menteri Kelautan Ibu Susi ngetren dengan tindakannya menghancurkan kapal pencuri ikan, warga Desa Tawangrejo waktu itu telah aktif melakukan hal serupa sebagai upaya menjaga dan melestarikan sumber daya sungai Brantas. 

Sebagaimana dikisahkan Imam Hanafi, sekretaris Pokmaswas Fajar Bengawan, ketika itu seorang oknum melakukan penangkapan ikan dengan cara nyetroom. Kawan-kawan pecinta sungai segera memburu pelakunya dengan membagi menjadi dua tim. Muhyidin, Sonhadi, Mbah Ali, dan Fuad mencegat di jalur perairan sungai memakai perahu dayung, sebagian lain mengejar lewat darat memakai sepeda motor dan mencegat di jembatan Ngembul. Dari jembatan Ngembul, tim darat mengawasi jika perahu oknum lewat, sedang tim perairan menyusuri di sungai. 

Awalnya kedua tim sempat kehilangan jejak, tidak dapat menemukan oknum penyetrum. Kemudian usaha penangkapan pelak penyetrooman ikan tersebut diubah dengan penyisiran. Tim darat memerika semua perahu di Ngembul.untuk mencari tanda-tanda bekas dipakai, tapi hasilnya nihil. Tim perairan yang kembali ke arah timur juga sekaligus mengecek perahu-perahu yang tertambat, dan tim inilah yang mendapati sebuah perahu baru saja dipakai di Unggahan. Maka kedua tim segera bergabung, lalu mencari tahu siapa pemilik perahu yang dicurigai untuk didatangi. Setelah didapatkan informasi, mereka sejumlah kurang lebih 50an sepeda motor kemudian mendatangi si pemilik perahu. Akhirnya pemilik perahu mengakui telah melakukan tindakannya. Maka sebagai sanksi sosial, kawan-kawan pecinta sungai, perahu oknum tersebut dipotong menjadi dua bagian, satu bagian tetap terikat di tempat perahu, sebagian lagi dihanyutkan, mirip sekali dengan apa yang dilakukan tim Bu Susi sekarang ini.

Itu kenangan contoh pengawasan yang telah dilakukan warga. Diakui oleh warga, bahwa mereka dalam hal ini memang termasuk main hakim sendiri, karena waktu itu merekabelum mengenal Pokmaswas, juga belum tau ada undang-undang yang mengatur hal itu. Yang terbersit di benak warga waktu itu hanyalah keinginan supaya sungai di sekitar desa aman dan lestari, bebas dari tindakan-tindakan yang merusak.

Menara pos pengawas Babagan Mbah Suro kini juga telah tiada. Saat Mbah Ali, inisiator pembangunan menara, jatuh sakit, tidak ada yang mengoordinasi perawatan menara pos pengawas tersebut, sehingga akhirnya roboh dan hanyut. Dengan adanya Pokmaswas Fajar Bengawan yang sekarang telah berbadan hukum, pengawasan dan penjagaan kelestarian sungai diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan.