Pokmaswas Fajar Bengawan

Fajar Bengawan Remajakan Perahu Bantuan Dinsos Kabupaten Blitar

Peremajaan perahu bantuan Dinas Sosial Kabupaten Blitar dilakukan selama kurang lebih 15 hari. Perahu yang sebelumnya dipakai perahu evakuasi Poskamlandu Kabupaten Blitar ini diamplas hingga halus untuk memudahkan aplikasi pengecatan dan penambalan. Karena rata-rata warga memiliki penghidupan di siang hari, pekerjaan peremajaan perahu lebih banyak dilakukan di malam hari.

lembur malam untuk menyelesaikan peremajaan perahu.
Tak kenal lelah menyelesaikan peremajaan perahu.
Bergotong royong mengamplas perahu.
Bergotong royong mengamplas perahu.


Penambalan dilakukan menggunakan aplikasi fiber yang diterapkan oleh Puji, salah seorang anggota Pokmaswas memiliki ketrampilan menambal menggunakan fiber yang ia peroleh sewaktu menjadi TKI di Korea Selatan.
Puji dibantu Muhyidin, Puad, dan Boyman
mengaplikasikan fiber untuk menambal perahu.

Tampak Muryat sedang mengecat perahu yang telah ditambal dan   
diamplas kembali, finishing dibantu Puad, Slamet, dan Sonhadi.

Fajar Bengawan Ikuti Bimtek Kelembagaan Pokmaswas

Lima anggota Pokmaswas Fajar Bengawan, mengikuti Bimtek Kelembagaan Pokmaswas yang diselenggarakan oleh .... di Hotel Elmi Surabaya pada tanggal 16 sampai dengan 18 Mei 2016. Lima orang perwakilan dari Pokmaswas Fajar Bengawan tersebut adalah:
  1. M. Sonhadi (Ketua)
  2. Puji Lestari Setiawan (Sekretaris)
  3. Imam Hanafi (Bendahara)
  4. Muhyidin (Sie Dokumentasi)
  5. Miftahul Zaenan (anggota)

Pembukaan Bimtek Kelembagaan Pokmaswas
Pembukaan Bimtek Kelembagaan Pokmaswas

Dari kiri: Puji, Sonhadi, Imam Hanafi

Dari kiri: Imam Hanafi, Puji, Sonhadi, Muhyidin (berkopyah), dan Zaenan
Dalam pembukaan kegiatan Bimtek ini, Bapak .... sebagai.... menekankan bahwa Pokmaswas sebagai .....
(mohon dilengkapi)

Peserta bimtek foto bersama pemateri
Peserta bimtek foto bersama pemateri.

Mendengarkan presentasi narasumber bimtek
Mendengarkan presentasi narasumber bimtek.
Materi yang diperoleh dari Bimtek ini dapat diunduh pada tautan berikut ini:
  1. Sosialisasi
  2. Pedoman

Berbagai Jenis Ikan Sungai di Desaku

Dusunku terletak di pojok pertemuan dua sungai yang punya tipe berbeda, Lemon yang bertipe dangkal berbatu putih bersumber dari karst? wilayah kapur, bertemu Brantas yang dalam berbatu hitam mngalir tenang, bersumber di Batu tempatku tinggal sekarang.

Di Lemon yang kutahu hidup habitat uceng, wader pari, dan udang. Ikan-ikan besar ada juga, hidup di kedung-kedungnya, tapi aku termasuk jarang mencari jenis ini dibanding dengan di Brantas.

ikan uceng
Uceng, banyak ditemukan di sungai Lemon. Latinnya Nemacheilus fasciatus.


Dulu Brantasku cukup lebar, mungkin lebih dari seratus meter, lumayan dangkal dan deras karena penuh pasir hitam kualitas terbaik. Sekarang menciut kira-kira 50an meter, dan jadi dalam karena penggalian pasir hingga habis , tinggal batu berpadas. Waktu Brantas masih lebar, kakekku almarhum termasuk pencari ikan dengan alat bantu ayap. Menurut cerita beliau pernah mendapat ikan sebesar anak kecil (entah seberapa). Ayahku juga sering gogo di malam hari (menelangkupkan tangan di dasar sungai berpasir, maka ikan akan segera mendatangi sendiri tangan itu utk tidur, ajaib bukan, haha). Waktu aku kecil, Brantas sudah hampir habis pasirnya. 

Saat aku masih kecil, orang masih bebas mencari ikan dengan segala cara: obat/meracun, ngedrel/mengebom, nyetrum, njaring, njala,ngayap, mancing, gogo (sudah jarang, hanya dilakukan di tempat sarang ikan), njegog (memasang bentangan tali penuh pancing diinapkan semalaman), mbesang (dgn perangkap). Sekarang cara-cara yang dilarang itu sudah ditinggalkan warga desa. Di bawah ini jenis ikan air tawar di sungai Brantas yang kuingat:

Nila

Saat masih kecil orang desaku menyebutnya budher. Nama Latinnya Oreochromis niloticus. Di sungai desaku, ikan ini termasuk endemik (sangat banyak dan mudah berkembang biak).

Ikan nila.
Ikan nila.

Badher (kecilnya wader)

Jika orang desaku menyebut badher, maka itu adalah badher bang, atau bahasa Latinnya Barbonymus altus, atau the red tailed tinfoil. Jika masih kecil, badher disebut wader.

Badher atau Barbonymus altus
Badher atau Barbonymus altus

Palung

Ikan palung mirip dengan badher, hanya di sisi badannya ada garis hitam. Nama asingnya Hampala barb, dan Latinnya Hampala macrolepidota. Jika ia masih kecil, orang desaku menyebutnya paletan. Ikan ini suka mengejar udang dan ikan-ikan kecil lainnya. Tulangnya halus, jadi hati-hati ya kalau memakannya jangan sampai tersedak. :)

Palung, atau hampala
Palung, atau hampala.

Tawes


Tawes juga mirip dengan badher, hanya warnanya lebih keperakan, dan karena itulah disebut Silver barb. Juga disebut Java barb dan Puntius javanicus, jadi ini mungkin spesies asli Jawa, hehehe. Bahasa Latinnya Barbonymus gonionotus.

Ikan tawes alias Java barb
Ikan tawes alias Java barb.

Jendhil - Mengkreng

Jendhil ini mirip ikan Patin, tapi jelas gurih yang jendhil, karena ia alami hidup di sungai, sedangkan patin kebanyakan hasil budidaya. Ikan ini adalah ikan favoritku, karena rasanya gurih, durinya besar dan jarang sehingga tidak khawatir tersedak oleh tulangnya. Ciri lain ikan ini warnanya agak hijau (patin lebih kemerahan), badannya berlendir tanpa sisik, ekornya lebih runcing, lebih bersifat predator terhadap ikan lain (patin lebih bersifat herbivora omnivora). Ada jenis ikan mirip jendil tapi hanya sebesar jari, tidak bisa besar, namanya mengkreng.

Ikan jendil atau Pangasius pangasius
Ikan jendil atau Pangasius pangasius

  Bekel

 Ikan sejenis lele, memiliki sungut dan patil, jenis yang terbesar adalah Hemibagrus wyckioides (di waktu aku kecil kadang orang masih menemukan ikan ini cukup besar). Ada yang ekor merah, ada yang ekor hijau. Yang merah sering juga disebut Thai Redtail Catfish karena di Thailand banyak, tapi di desaku dulu juga banyak. Daerah lain menyebut ikan ini ikan baung. Jenis yang kecil disebut rengkik atau Mystus spp.

Ikan bekel atau Hemibagrus filamentus
Ikan bekel atau Hemibagrus filamentus

Berot

Ini ikan favoritku yang lain. Tulangnya hanya ada kecil di bagian poros, gurih bukan main. Hidupnya di bebatuan cadas berarus deras. Umpannya udang, mancing mendasar (pakai batu). Nama latinnya Macrognathus maculatus.

Macrognathus maculatus alias ikan berot
Macrognathus maculatus alias ikan berot (foto: rybicky.net)

Kebogerang

Kebogerang
Kebogerang (foto: sonymancing)

Sogokprono


Kelihatannya di daerah lain ini sejenis julung-julung. Nama latinnya Hemirhamphodon pogonognathus.

Sogokprono atau Hemirhamphodon pogonognathus
Sogokprono atau Hemirhamphodon pogonognathus

Betutu

Ini ikan yang membuatku kasihan saat menangkapnya. Jika kau tangkap dengan tangan, ikan ini tak banyak bergerak. Bahkan kadang ia akan menghampiri tanganmu sendiri jika ia mengiranya batu tempat ia bisa sembunyi. Jika pun lolos dari tangkapanmu, ia hanya akan pindah beberapa senti meter dari tanganmu. Karena itulah di beberapa daerah ikan ini disebut ikan glusu, bloso, (menelusup), atau ikan malas. Di desaku namanya ikan Betutu. Nama Latinnya Oxyeleotris marmorata. Ia tinggal di dasar, bersembunyi di bawah, dan di daerah agak berlumpur. Ikan ini dihargai cukup mahal hingga mencapai 75.000 per kilogram karena kandungannya dianggap obat.

  Ikan betutu yang sering dipakai obat
Ikan betutu yang sering dipakai obat

Cethul, Cakarmut, Wader Pari, Kuniran, Lele, Kutuk, Melem.

Apalagi ya? Bantu aku mengingat yang lainnya. :)

Kripik Uceng, Nikmatnya Gugah Selera tapi Makin Langka

Kripik uceng merupakan produk kuliner yang menjadi favorit banyak orang karena rasanya gurih menggugah selera makan. Kripik uceng bahkan menjadi ikon masyarakat Kabupaten Blitar. Sayangnya, karena jenisnya ikan bebatuan liar, ikan ini sangat gesit, licin sehingga ikan uceng sulit untuk ditangkap kecuali dengan cara ilegal, yaitu dengan setroom dan racun. Karena susah ditangkap, akhirnya kuliner kripik uceng jadi langka.

Ikan uceng, gesit dan licin
Ikan uceng, gesit dan licin, suka bersembunyi di lumut, bebatuan, dan pasir.

Maka jika Anda sekarang menjumbai kripik uceng ditawarkan oleh orang, cobalah teliti. Kebanyakan kripik itu bukanlah ikan uceng, tapi cethul/gathul, wader, dan sogokprono, bahkan udang. Uceng liar susah didapat, akhirnya apapun disikat, termasuk ikan-ikan yang masih kecil.

Kripik uceng palsu, alias ikannya bukan uceng.
Kripik uceng palsu, alias ikannya bukan uceng. Hehe.
Mungkin uceng sekarang sudah termasuk langka. Kasian, mereka korban kita. Apakah Anda punya solusi untuk itu? Dengan budidaya mungkin. Jika mengacu rasional larangan Menteri Kelautan dan Perikanan dalamPeraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 1/PERMEN-KP/2015 tentang Penangkapan Lobster, Kepiting, dan Rajungan untuk membatasi penangkapan lobster, kepiting, dan rajungan, untuk memelihara sustainability sumber daya kelautan dan perikanan diperlukan pengaturan “time & spatial closure”, yaitu memberikan kesempatan bagi spesies target untuk pulih dan restocking ekosistem ketiga spesies tersebut.

Permen KP tersebut, melarang penangkapan lobster, kepiting, dan rajungan yang berukuran kurang dari ketentuan dan/atau yang bertelur. Berdasarkan penelitian, spesies pada ukuran yang boleh ditangkap harus sudah dewasa dan pernah minimum sekali bertelur atau memijah. Dengan kata lain, pengaturan ini penting dilakukan dalam rangka mendorong keberlanjutan usaha penangkapan ketiga spesies itu. Bila penangkapan tidak dikendalikan dikhawatirkan akan terjadi penurunan populasi dan dalam jangka panjang akan berdampak negatif bagi mata pencaharian nelayan. 

Pemancing Ikan Brantas Rasakan Usaha Pelestarian Fajar Bengawan

Warga di sekitar Pokmaswas Fajar Bengawan telah merasakan hasil peran aktif organisasi dalam mengawasi dan menjaga kelestarian habitat ikan di Sungai Brantas. Berikut ini adalah bukti ikan tangkapan warga dari Sungai Brantas. Setelah beberapa tahun menghilang, ikan-ikan besar kembali muncul di Sungai Brantas, Desa Tawangrejo.

2 Desember 2015, hasil ikan nila dari Curah Jeru, Plampangan, tangkapan ShidhartaIbrahim SaroMandajaya,:



30 April 2016, ikan nila dan tawes hasil tangkapan Wahyu Triwidodo di Sungai Brantas:

Ikan tawes dan nila tangkapan dari sungai Brantas. (foto: Wahyu Triwidodo)

Perbandingan besar ikan nila dengan telapak tangan
Perbandingan besar ikan nila dengan telapak tangan (foto: Wahyu Triwidodo)