Pokmaswas Fajar Bengawan
Home » , , » Kripik Uceng, Nikmatnya Gugah Selera tapi Makin Langka

Kripik Uceng, Nikmatnya Gugah Selera tapi Makin Langka

Kripik uceng merupakan produk kuliner yang menjadi favorit banyak orang karena rasanya gurih menggugah selera makan. Kripik uceng bahkan menjadi ikon masyarakat Kabupaten Blitar. Sayangnya, karena jenisnya ikan bebatuan liar, ikan ini sangat gesit, licin sehingga ikan uceng sulit untuk ditangkap kecuali dengan cara ilegal, yaitu dengan setroom dan racun. Karena susah ditangkap, akhirnya kuliner kripik uceng jadi langka.

Ikan uceng, gesit dan licin
Ikan uceng, gesit dan licin, suka bersembunyi di lumut, bebatuan, dan pasir.

Maka jika Anda sekarang menjumbai kripik uceng ditawarkan oleh orang, cobalah teliti. Kebanyakan kripik itu bukanlah ikan uceng, tapi cethul/gathul, wader, dan sogokprono, bahkan udang. Uceng liar susah didapat, akhirnya apapun disikat, termasuk ikan-ikan yang masih kecil.

Kripik uceng palsu, alias ikannya bukan uceng.
Kripik uceng palsu, alias ikannya bukan uceng. Hehe.
Mungkin uceng sekarang sudah termasuk langka. Kasian, mereka korban kita. Apakah Anda punya solusi untuk itu? Dengan budidaya mungkin. Jika mengacu rasional larangan Menteri Kelautan dan Perikanan dalamPeraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 1/PERMEN-KP/2015 tentang Penangkapan Lobster, Kepiting, dan Rajungan untuk membatasi penangkapan lobster, kepiting, dan rajungan, untuk memelihara sustainability sumber daya kelautan dan perikanan diperlukan pengaturan “time & spatial closure”, yaitu memberikan kesempatan bagi spesies target untuk pulih dan restocking ekosistem ketiga spesies tersebut.

Permen KP tersebut, melarang penangkapan lobster, kepiting, dan rajungan yang berukuran kurang dari ketentuan dan/atau yang bertelur. Berdasarkan penelitian, spesies pada ukuran yang boleh ditangkap harus sudah dewasa dan pernah minimum sekali bertelur atau memijah. Dengan kata lain, pengaturan ini penting dilakukan dalam rangka mendorong keberlanjutan usaha penangkapan ketiga spesies itu. Bila penangkapan tidak dikendalikan dikhawatirkan akan terjadi penurunan populasi dan dalam jangka panjang akan berdampak negatif bagi mata pencaharian nelayan. 

0 comments:

Post a Comment